Rabu, 21 Desember 2011

Main Line Chapter 27 Tetap Bertahan B

Tapi itu memang wajar, Xiao Shijie yang dalam mata mereka selalu terlihat bodoh tiba-tiba menjadi begitu kuat secara mengagetkan, tidak mungkin ada yang bisa menerima itu dalam waktu singkat.

Di bawah pandangan tajam Tian Bolis, Shaw Danon berkeringat deras di dahinya. Ia hampir mengatakan pada masternya bahwa ia sedang berlatih seni bela diri dari fraksi lain.

Dia bukan lagi anak yang bodoh lima tahun lalu. Dari percakapan sehari-hari diantara para Shixiong, ia sudah tahu tentang Skysong Temple, dan identitas yang sebenarnya dari biksu tua Puzhi itu. Untuk beberapa tahun terakhir, Shaw Danon selalu berlatih "Fawin Wisdom" dengan penuh rasa terimakasih pada sang biksu.

"Saya, tidak, murid yang bodoh ini sudah beberapa tahun tidak memiliki banyak kemajuan." Shaw Danon berkata sambil menunduk, menghindari tatapan Tian Bolis. Ia berkata pelan: "Beberapa hari yang lalu, murid tiba-tiba mampu menerbangkan beberapa objek. Murid sendiri tidak bisa percaya, jadi, sehingga tidak melaporkan pada master, tidak mengharapkan-."

Tian Bolis tertawa dingin: "Tidak berharap untuk menjadi terkenal dari satu pertempuran!"

Shaw Danon langsung mengatakan: "Tidak, tidak seperti itu, master-"

Sama sekali tidak mudah untuk berbohong kepada Tian Bolis, dia kembali berkata dengan nada dingin: "Kamu mengatakan bahwa kamu dapat menggerakkan beberapa obyek, tapi kamu harus setidaknya mencapai Yu Qing tingkat empat untuk bisa melakukannya. Aku bertanya pada Daren, ia hanya mengajarkanmu incanation tingkat dua. Dapatkah kamu memberitahu mastermu yang bodoh ini bagaimana kamu bisa meloncati kultivasi tingkat tiga dan langsung ke tingkat empat?" Di kalimat akhir, nada suaranya semakin dingin, dengan sedikit kemarahan didalamnya. Wajah semua orang berubah.

Shaw Danon tidak mengatakan apa-apa. Ruangan itu hening.

Mimik wajah Tian Bolis itu menjadi semakin buruk. Semua orang semakin cemas. Shaw Danon dengan perlahan bangkit. Meskipun ia lelah, ia masih turun dari tempat tidurnya. Di depan semua orang, di depan Hidi, ia berlutut di depan Tian Bolis.

Tian Bolis berkata dingin: "Apa?"

Shaw Danon menunduk, menatap tanah, tidak memandang siapa pun dia berkata pelan: "Master, silahkan hukum saya."

Tian Bolis menjadi semakin marah. Surin mengerutkan kening: "Xiao Fan, jika kamu memiliki alasan tersendiri, beritahukan saja pada mastermu. Mengapa jadi seperti ini?"

Tian Bolis tertawa dingin: "Bagus, bagus, sangat patuh. Saya punya seorang murid yang baik!!"

Shaw Danon gemetar. Dia tidak tahu apa yang dia rasakan. Tampak juga di ruangan itu ada orang lain, yang napas menjadi lebih cepat. Ia berkata pelan: "Ini semua adalah kesalahan murid. Master silahkan hukumlah saya!"

Tian Bolis tiba-tiba bangkit. Kursi tempat duduknya tadi hancur berantakan. Dia berkata dengan marah kepada Shaw Danon: "Ini semua salahmu, heh heh, kau tahu itu adalah sebuah larangan besar dalam Jadeon untuk belajar tanpa sepengetahuan mastermu. Hukumannya adalah memenjarakanmu selama beberapa dekade sampai menghancurkan semua kultivasi dan mengusirmu keluar dari Jadeon, kamu tahu itu?"

Shaw Danon mengangkat kepalanya dan memandang Tian Bolis. Dia melihat wajah tuannya dipenuhi dengan kemarahan, dia tidak bercanda. Kesedihan dan keputusasaan bercampur dalam hatinya.

"Mengapa jadi seperti ini?" Pikirannya berkata. Hidi tidak menceritakan hal ini ketika dia memberinya incantation tersebut.

Walau begitu, ia tetap tidak melihat ke belakang.

Ruangan itu benar-benar hening. Tidak ada yang mengatakan apapun.

Satu-satunya suara tersisa hanyalah napas panjang para murid.

Hati seseorang, dalam kondisi hening ini, diam-diam menjadi beku. Shaw Danon memejamkan mata, menundukkan kepalanya lagi. Rasanya seperti dia akan mengambil langkah terakhir dalam hidupnya:

"Murid bersalah, master silahkan hukum saya!"

"Beng!" Sebuah kekuatan besar menghantam dia. Shaw Danon terbang ke belakang dan menghantam dinding. Dia jatuh di tanah. Sejumlah besar darah termuntahkan keluar dari mulutnya.

Xavion segera bersujud ke arah masternya. Murid-murid lainnya mengikuti, mengatakan: "Guru, mohon maafkan Xiao Shidi!"

Xavion berkata: "Guru, saya, (batuk), saya, sayalah yang tidak mengajarinya dengan baik dan membiarkan dia melakukan hal seperti. Ini semua salahku. Mohon master maafkan Xiao Shidi!"

Sementara semua murid lain sedang merengek, Hidi tidak bergerak dan berdiri tegak di sana, tertegun, dan menyaksikan Shaw Danon berusaha keras untuk bangun. Tubuhnya berlumuran darah dan wajahnya pucat.

Tian Bolis menatap para murid dan Shaw Danon. Kemarahan masih ada di wajahnya. Dia mendengus lalu pergi. Surin memandang mereka, menghela napas dan menggeleng, berkata kepada Xavion dan yang lain: " Kalian semua bisa berdiri." Dia menatap Shaw Danon, lalu berkata: "Kalian rawatlah Xiao Fan, saya akan pergi melihat mastermu."

Xavion dan para murid dengan cepat menjawab: "Ya."

Surin mendesah lagi, lalu pergi.

Orang-orang saling memandang. Setelah beberapa saat, Hidi berjalan perlahan-lahan, dan membantu Shaw Danon. Darah mengalir keluar dari sisi mulut Shaw Danon. Berbaring dalam pelukannya, Shaw Danon tersenyum.

Pada saat itu, setetes air mata jatuh di wajah Shaw Danon yang berlumuran darah.

※ ※ ※

Saat itu sudah tengah malam. Di Cloud Sea, uap awan masih mengambang, seperti pemandangan negeri dongeng.

1 komentar: