Senin, 19 Desember 2011

Main Line Chapter 26 Harga Diri C

Wajah Shaw Danon memerah. Orang-orang di bawah panggung tertawa.

Devi melipat tangannya dan tersenyum: "Saya murid Peak of Wind, Devi. Mohon Zhang Shidi berikan beberapa petunjuk."

Shaw Danon dengan cepat berkata:  "Murid Bamboo Peak Shaw Danon, hormat pada Peng Shixiong."

Setelah mereka menghormat satu sama lain, Devi tersenyum, menatap Shaw Danon lalu berkata pelan: "Zhang Shidi, Ceng Shidi sudah bercerita tentang Anda, aku-"

Shaw Danon tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, mengatakan: "Peng Shixiong, tolong keluarkan seluruh kemampuan yang Anda punya."

Devi terkejut. Kemudian mengambil kembali senyumnya, tangan kanannya bergerak membentuk incantation di depan tubuhnya. Sebuah pedang yang terang dengan cahaya merah, seperti terbakar oleh api muncul.

"Inilah pedang "Wu Gou" dibuat dengan material tembaga api berusia ribuan tahun Zhang Shidi, silakan." Devi telah berubah menjadi serius. Rasanya seperti dia menghadapi lawan tingkat yang sama.

Shaw Danon bisa merasakan panas dari jauh. Api ini kuat dan serasa dapat menghanguskan apapun yang disentuhnya, sangat berbeda dari kehangat lembut pedang "Shaoyang" dari Chu Yu Wang sebelumnya.

Jantung Shaw Danon berdegup kencang. Tubuhnya gemetar. Tapi dia menggertakkan gigi, mengendalikan dirinya, dan mengambil tongkat api hitam.

Suara tawa ejekan segera terdengar dari bawah panggung.

Hati Shaw Danon sekali lagi seperti ditusuk oleh jarum.

Devi tidak tertawa. Dia menatap tongkat api hitam itu, mengatakan dengan sungguh-sungguh: "Zhang Shidi, silahkan!"

Shaw Danon menatap lawan ini. Di balik api yang menyala, ia seperti dewa api kuno. Api itu menimbulkan asap di udara. Dia tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Tongkat hitam, tongkat api yang jelek itu, perlahan-lahan meninggalkan tangannya, dan mengeluarkan cahaya hijau. Meskipun jelek, meskipun tampak lemah, tongkat itu melayang tegak di udara, menghadap api yang menyala-nyala, dan pemiliknya, tanpa sedikitpun memiliki tanda-tanda akan mundur.

Satu orang, satu tongkat api, menghadapi seluruh dunia.

Tawa itu berhenti. Mereka semua menahan napas mereka.

Bola api menjadi begitu besar. Tidak ada yang tahu apa yang membuatnya terbakar begitu kuat. Bahkan murid Peak of Wind bisa merasakan panas yang ditimbulkanyna. Para murid berkultivasi rendah bahkan melangkah mundur. Wajah Teman Issa seperti Gao Shixiong pun berubah. Mereka bisa melihat Devi tidak akan mengurangi kekuatannya dalam pertarungan kali ini. Dia benar-benar akan mengeluarkan seluruh kemampuannya.

Bola api itu kemudian menyebar membentuk formasi naga api. Ukuran dan panas yang dikeluarkan naga itupun semakin membesar, menutupi sebagian besar dari panggung. Pakaian Shaw Danon, dan bahkan rambut, memiliki tanda-tanda terbakar. Dia seperti berada dalam oven yang dipanaskan.

Tapi anak muda yang berdiri di sana, meskipun merasa sakit, ia tidak melangkah mundur selangkahpun. Di matanya ada rasa takut tetapi juga amarah. Api yang ada di sekelilingnya tidak lebih panas dari api yang terbakar dalam hatinya.

Sebuah suara teriakan, sang naga api menerkam, dan menelan dunia.

Saat itu, waktu serasa telah berhenti.

Shaw Danon dan tongkat apinya memasuki lautan api.

Suara api yang membakar bisa didengar dari jauh.

Di bawah panggung, Gao Shixiong dan yang lain saling memandang satu sama lain. Kemudian, mereka mendesah: "Mengapa jadi seperti ini!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar